BOLA SEJAGAT > Presiden Inter Milan, Massimo Moratti, telah mengonfirmasi akan
menjual saham kepada pengusaha asal Indonesia, Erick Thohir. Negosiasi
antara Moratti dan Thohir tampaknya telah menemui kata sepakat. Meski
eks presiden I Nerazzurri, Ernesto Pellegrini, menentang keputusan
Moratti, namun pria yang menggantikannya pada tahun 1995 justru
menganggap inilah waktu yang tepat.
“Nostalgia adalah sesuatu yang ada di belakang Anda dan saya memutuskan untuk melihat ke depan. Orang-orang terus berbicara soal utang, tetapi itu perspektif yang salah. Inter memiliki utang yang sama dengan klub besar lainnya. Saya tidak khawatir tentang itu karena saya sendiri bisa dengan mudah menutupinya,” jelas Moratti kepada La Gazetta dello Sport.
“Masalah sebenarnya adalah pendapatan. Itu adalah sumber daya yang diperlukan untuk pembangunan. Saya khawatir dengan masa depan klub. Semua itu terlepas dari perluasan brand di pasar internasional yang juga harus dilakukan.”
“Selama bertahun-tahun sepakbola Italia – saya terima untuk disalahkan di sini – berjaya di lingkup Eropa, tapi secara finansial hanya sanggup bersaing di dalam negeri. Dan kami kalah. Inter jauh lebih berharga daripada pendapatannya saat ini. (Klub) harus memasarkan brand secara internasional jika menginginkan masa depan yang sesuai dengan tradisi.”
“Percayalah, saya bertindak demi kepentingan para penggemar. Inter akan dikelola secara modern dan internasional. Bila diperlukan, saya akan tetap memberikan kontribusi. Tapi tolong jangan buat saya seperti mitos. Presiden sebagai sebuah simbol dapat menjadi penghalang di beberapa titik.”
“Nostalgia adalah sesuatu yang ada di belakang Anda dan saya memutuskan untuk melihat ke depan. Orang-orang terus berbicara soal utang, tetapi itu perspektif yang salah. Inter memiliki utang yang sama dengan klub besar lainnya. Saya tidak khawatir tentang itu karena saya sendiri bisa dengan mudah menutupinya,” jelas Moratti kepada La Gazetta dello Sport.
“Masalah sebenarnya adalah pendapatan. Itu adalah sumber daya yang diperlukan untuk pembangunan. Saya khawatir dengan masa depan klub. Semua itu terlepas dari perluasan brand di pasar internasional yang juga harus dilakukan.”
“Selama bertahun-tahun sepakbola Italia – saya terima untuk disalahkan di sini – berjaya di lingkup Eropa, tapi secara finansial hanya sanggup bersaing di dalam negeri. Dan kami kalah. Inter jauh lebih berharga daripada pendapatannya saat ini. (Klub) harus memasarkan brand secara internasional jika menginginkan masa depan yang sesuai dengan tradisi.”
“Percayalah, saya bertindak demi kepentingan para penggemar. Inter akan dikelola secara modern dan internasional. Bila diperlukan, saya akan tetap memberikan kontribusi. Tapi tolong jangan buat saya seperti mitos. Presiden sebagai sebuah simbol dapat menjadi penghalang di beberapa titik.”